SANGGAU seputarkapuas.id
Wacana atau desakan penutupan loading ramp sawit ternyata mendapat pendapat kontra dari Wakil Ketua DPRD Sanggau Timotius Yance, Ia menilai wacana tersebut tidak berpihak pada petani sawit dikalbar terutama wilayah Sanggau saat ini.
Hal itu wajar disampaikan oleh legislator Partai Golkar tersebut, karena ia lebih tau kondisi dan situasi petani sawit saat ini.
“Kerena bagi masyarakat merupakan solusi manakala mereka menjual tandan buah segar (TBS), dengan kapasitas satu atau dua ton misalnya, jadi mereka bisa langsung ke timbangan dan langsung dapat duitnya,”katanya, Kamis 9 Maret 2023.
Jadi lanjut Sekretaris DPD Partai Golkar Sanggau itu, tanpa harus mengantri berhari-hari dan menempuh jarak berkilo-kilo ke pabrik kelapa sawit (PKS) yang akhirnya menimbulkan biaya angkut dan biaya makan minum sopir selama antrian, ditambah lagi penyusutan karena penguatan dan selama dalam perjalanan. “Yang jelas loading ramp ada kepastian harganya tanpa di potong-potong bahkan terkadang bisa lebih tinggi dari harga ketetapan dan PKS,”tegasnya.
Yance menyakini, petani kelapa sawit pasti sudah trauma dengan situasi empat tahun yang lalu, ketika PKS, koperasi, yang mereka andalkan jadi tumpuan tak bisa berbuat banyak untuk anggotanya sendiri.
“Ketika itu, kita pernah merasakan antrian di PKS tidak berkesudahan bahkan bisa berminggu-minggu, sehingga slip yang tadi jatahnya untuk anggota beralih ke pemilik kebun besar dan buah mereka sendiri busuk dan akhirnya dibuang ke pinggir jalan,”tegasnya.
Pertanyaannya kata Yance, sudah cukupkah PKS yang ada di Kabupaten Sanggau dengan luasan areal kebun yang ada di Kabupaten Sanggau. Kemudian, pertanyaan selanjutnya, sudah adakah pelatihan, pencerahan dan penataan bagi oknum-oknum pengurus koperasi mitra tersebut.
“Kemudian, pertanyaan saya selanjutnya, jika loading ramp ditutup, petani sawit menjual ke PKS mitra koperasi terjadi lagi penolakan dengan alasan-alasan yang tidak petani pahami, siapa yang bertanggung jawab nantinya,”tegasnya.
Oleh karenanya, Yance menyakini bahwa pihak terkait juga tak gegabah, loading ramp bukan penjahat, sama halnya peladang juga bukan penjahat, tidak semua ramp menadah hasil curian. Yance pun mengaku kecewa sekali dengan adanya stetmen dari pihak-pihak terkait wacana penutupan loading ramp ini.
“Untuk diketahui Pemkab Sanggau, Bupati dan jajarannya berupaya berkerja sekuat tenaga untuk meningkatkan angka kemakmuran masyarakat setelah tiga tahun kita di ombang ambing pandemi Covid-19. Dan kami mengapresiasi sekali capaian Bupati dan perangkatnya. Hal ini kita ketahui dari PDB Kabupaten Sanggau yang setiap tahun selalu menunjukkan angka grafik kenaikan, bahkan diatas PDB Provinsi dan Kabupaten lainnya,”jelasnya.
“Tahun 2020 kita bertumbuh 0,70, bahkan daerah lain ada yang mines ketika pandemi Covid-19. Tahun 2021 kita bertumbuh 4,19, kemudian tahun 2022 bahkan kita melampaui PDB Provinsi yaitu 4,6. Sektor pertanian, perkebunan, perikanan menyumbang 47 persen dari PDB tahun 2022,”tambahnya.
Yance juga menyakini bahwa Kabupaten Sanggau mampu untuk menghadapi perkiraan resesi tahun 2023. Dan tak menutup kemungkinan jika gejolak terjadi akibat penutupan loading ramp atau hal-hal lain terjadi terhadap loading ramp.
Bisa saja lanjut Yance, mengakibatkan situasi kondisi ekonomi akan keos dan fundamental yang telah berupaya kita bentuk sekuat tenaga ini akan hancur. Sehingga apa yang menjadi prediksi apa pun yang akan menjadi perkiraan resesi tahun 2023 untuk Kabupaten Sanggau akan terjadi.
“Saya pikir, marilah kita menahan diri dulu sambil berbenah dan bapak ibu petani jangan dulu ragu, kami tahu akibat pemberitaan yang lagi beredar dilapangan, bapak ibu petani kita lagi galau. Pesan saya lagi kepada bapak ibu petani jangan galau,”pungkasnya.
Laporan: Adi Noyan